Velocimeter FLOWFLOW Ke IDR: Konversi Velocimeter FLOW (FLOW) ke Indonesian Rupiah (IDR)

FLOW/IDR: 1 FLOW ≈ Rp0.6817 IDR

Pembaruan terakhir:

Pasar Velocimeter FLOW Hari Ini

Velocimeter FLOW naik dibandingkan kemarin.

Harga saat ini FLOW yang dikonversi ke Indonesian Rupiah (IDR) adalah Rp0.6817. Dengan pasokan beredar 271,563,957.67 FLOW, total kapitalisasi pasar FLOW dalam IDR adalah Rp3,013,846,640,952.7. Selama 24 jam terakhir, harga FLOW di IDR turun sebesar Rp0, yang menunjukkan penurunan sebesar --. Secara riwayat, harga all-time high untuk FLOW dalam IDR adalah Rp542.21, sedangkan harga all-time low adalah Rp0.5632.

Grafik Konversi Harga 1FLOW ke IDR

Rp0.6817--%
Diperbarui pada:
Belum ada data

Pada Invalid Date, nilai tukar 1 FLOW ke IDR adalah Rp0.6817 IDR, dengan perubahan -- dalam 24 jam terakhir (--) menjadi (--), Halaman grafik harga FLOW/IDR milik Gate menampilkan data perubahan riwayat 1 FLOW/IDR selama satu hari terakhir.

Perdagangan Velocimeter FLOW

Koin
Harga
Perubahan 24H
Tindakan
logo Velocimeter FLOWFLOW/USDT
Spot
$0.3661
-4.78%
logo Velocimeter FLOWFLOW/USDT
Abadi
$0.3661
-4.39%

Harga real-time perdagangan FLOW/USDT Spot adalah $0.3661, dengan perubahan perdagangan 24 jam sebesar -4.78%, FLOW/USDT Spot adalah $0.3661 dan -4.78%, dan FLOW/USDT Perpetual adalah $0.3661 dan -4.39%.

Tabel Konversi Velocimeter FLOW ke Indonesian Rupiah

Tabel Konversi FLOW ke IDR

logo Velocimeter FLOWJumlah
Dikonversi kelogo IDR
1FLOW
0.68IDR
2FLOW
1.36IDR
3FLOW
2.04IDR
4FLOW
2.72IDR
5FLOW
3.4IDR
6FLOW
4.09IDR
7FLOW
4.77IDR
8FLOW
5.45IDR
9FLOW
6.13IDR
10FLOW
6.81IDR
1,000FLOW
681.75IDR
5,000FLOW
3,408.77IDR
10,000FLOW
6,817.54IDR
50,000FLOW
34,087.71IDR
100,000FLOW
68,175.42IDR

Tabel Konversi IDR ke FLOW

logo IDRJumlah
Dikonversi kelogo Velocimeter FLOW
1IDR
1.46FLOW
2IDR
2.93FLOW
3IDR
4.4FLOW
4IDR
5.86FLOW
5IDR
7.33FLOW
6IDR
8.8FLOW
7IDR
10.26FLOW
8IDR
11.73FLOW
9IDR
13.2FLOW
10IDR
14.66FLOW
100IDR
146.68FLOW
500IDR
733.4FLOW
1,000IDR
1,466.8FLOW
5,000IDR
7,334.02FLOW
10,000IDR
14,668.04FLOW

Tabel konversi jumlah FLOW ke IDR dan IDR ke FLOW di atas menunjukkan hubungan konversi dan nilai spesifik dari 1 ke 100,000 FLOW ke IDR, dan hubungan konversi dan nilai spesifik dari 1 ke 10,000 IDR ke FLOW, yang memudahkan pengguna untuk mencari dan melihat.

Konversi Populer 1Velocimeter FLOW

Tabel di atas menggambarkan hubungan konversi harga detail antara 1 FLOW dan mata uang populer lainnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada 1 FLOW = $0 USD, 1 FLOW = €0 EUR, 1 FLOW = ₹0 INR, 1 FLOW = Rp0.68 IDR, 1 FLOW = $0 CAD, 1 FLOW = £0 GBP, 1 FLOW = ฿0 THB, dll.

Pasangan Populer Pertukaran

Tabel di atas mencantumkan pasangan konversi mata uang yang populer, yang memudahkan Anda menemukan hasil konversi dari mata uang yang sesuai, termasuk BTC ke IDR, ETH ke IDR, USDT ke IDR, BNB ke IDR, SOL ke IDR, dsb.

Nilai Tukar untuk Mata Uang Kripto Populer

IDRIDR
logo GTGT
0.001857
logo BTCBTC
0.0000002591
logo ETHETH
0.000007155
logo XRPXRP
0.009835
logo USDTUSDT
0.03072
logo BNBBNB
0.00003834
logo SOLSOL
0.0001755
logo SMARTSMART
4.23
logo USDCUSDC
0.03071
logo STETHSTETH
0.000007164
logo DOGEDOGE
0.1388
logo TRXTRX
0.08886
logo ADAADA
0.03972
logo WBTCWBTC
0.0000002597
logo LINKLINK
0.001447
logo HYPEHYPE
0.000717

Tabel di atas memberi Anda fungsi untuk menukar sejumlah Indonesian Rupiah dengan mata uang populer, termasuk IDR ke GT, IDR ke USDT, IDR ke BTC, IDR ke ETH, IDR ke USBT, IDR ke PEPE, IDR ke EIGEN, IDR ke OG, dst.

Cara Konversi Velocimeter FLOW (FLOW) ke Indonesian Rupiah (IDR)

01

Masukkan jumlah FLOW Anda

Masukkan jumlah FLOW Anda

02

Pilih Indonesian Rupiah

Klik pada tarik-turun untuk memilih IDR atau mata uang yang ingin Anda tukar

03

Itu saja

Konverter pertukaran mata uang kami akan menampilkan harga Velocimeter FLOW terbaru dalam Indonesian Rupiah atau klik segarkan untuk mendapatkan harga terbaru. Pelajari cara membeli Velocimeter FLOW.

Langkah-langkah diatas menjelaskan bagaimana Anda mengonversi Velocimeter FLOW ke IDR dalam tiga langkah demi kenyamanan Anda.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1.Apa itu konverter Velocimeter FLOW ke Indonesian Rupiah (IDR)?

2.Seberapa sering nilai tukar untuk Velocimeter FLOW ke Indonesian Rupiah diperbarui di halaman ini?

3.Apa faktor yang mempengaruhi nilai tukar Velocimeter FLOW ke Indonesian Rupiah?

4.Bisakah Saya mengkonversi Velocimeter FLOW ke mata uang lainnya selain Indonesian Rupiah?

5.Bisakah Saya menukar mata uang kripto lainnya ke Indonesian Rupiah (IDR)?

Berita Terbaru Terkait Velocimeter FLOW (FLOW)

Pelajari lebih lanjut tentang Velocimeter FLOW (FLOW)

Apa itu Model Stock-to-Flow Bitcoin?
Bitcoin

Apa itu Model Stock-to-Flow Bitcoin?

<p>Setiap pagi, saya bangun dan langsung menuju kafe di bawah. Kopi favorit saya menjadi pilihan awal, lalu saya lanjut ke toko bahan makanan, seperti pemburu modern yang tak mau ketinggalan asupan protein dan serat harian. Kadang, saya mencari buah naga merah.</p>
<p>Minggu lalu, saya merenung: di rantai pasokan, siapa yang meraup keuntungan terbesar—toko depan atau produsen?</p>
<p>Pertanyaan ini memang terkesan sederhana, tetapi banyak prinsip <a href="https://www.decentralised.co/p/on-aggregation-theory-and-web3">teori agregasi</a> berakar pada tema ini. Apa yang sebaiknya Anda prioritaskan untuk dimiliki di pasar yang sedang tumbuh—toko depan, atau rantai suplai? Saurabh telah menggali topik ini selama sepekan, dan edisi hari ini merangkum hasil penelusurannya. Kami akan mengupas pendekatan Jupiter dalam M&amp;A dan ekspansi pasar yang kontras dengan strategi Hyperliquid, serta mencoba menjawab pertanyaan klasik para pelaku pasar: Di mana sebenarnya nilai terkumpul?</p>
<p>Seperti biasa, jika Anda sedang merintis pasar baru, silakan kontak <a href="mailto:venture@decentralised.co.">venture@decentralised.co.</a> Kami terbuka untuk berdiskusi.</p>
<p>Terima kasih khusus kepada <a href="https://x.com/kashdhanda">Kash</a> dari Jupiter yang meluangkan waktu menjelaskan infrastruktur mereka di hari Minggu.</p>
<p>Langsung ke edisi kali ini...</p>
<p>Joel</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/1e216b2a2eedbbb4369ff92cfde3cee5f3fa63ae.jpg" alt=""></p>
<p>Sahabat sekalian,</p>
<p>November 2023, perusahaan ekuitas swasta Blackstone <a href="https://www.blackstone.com/news/press/rover-agrees-to-be-acquired-by-blackstone-in-2-3-billion-transaction/">mengakuisisi</a> aplikasi perawatan hewan peliharaan, Rover. Rover awalnya hanyalah solusi sederhana untuk mencari pengasuh anjing atau kucing. Dunia jasa perawatan hewan sangat terfragmentasi; puluhan ribu penyedia berskala kecil, lokal, dan kebanyakan offline. Rover menggabungkan semua pasokan itu ke satu marketplace yang mudah dicari, dengan ulasan dan pembayaran, hingga akhirnya menjadi tempat utama layanan hewan peliharaan. Ketika Blackstone menjadikan Rover perusahaan tertutup di 2024, Rover sudah jadi pintu utama permintaan: pemilik hewan lebih dulu mencari di Rover dan penyedia jasa mau tak mau harus masuk ke sana.</p>
<p>ZipRecruiter punya cerita mirip di dunia pekerjaan. Mereka mengumpulkan lowongan dari perusahaan, job board, dan sistem pelacakan pelamar, lalu mendistribusikannya ke banyak kanal. ZipRecruiter juga memasang lowongan di media sosial, seperti Facebook, didasari satu wawasan: kandidat terbaik seringnya bukan pencari kerja aktif. ZipRecruiter menjadi saluran distribusi tunggal bagi perusahaan, dan pintu masuk utama bagi pencari kerja di pasar yang terpencar. ZipRecruiter tidak memiliki perusahaan atau posisi pekerjaan, hanya relasi dengan kedua belah pihak. Ketika relasi itu mengakar, ZipRecruiter bisa memungut biaya untuk visibilitas dan penempatan. Itulah dasar ekonomi agregasi.</p>
<p>Aswath Damodaran menyebut ini “menguasai rak”: menggabungkan pasokan yang berantakan, mengontrol cara tampil, dan mengenakan tarif untuk akses. Ben Thompson menyebutnya Teori Agregasi: membangun hubungan langsung dengan pengguna akhir, membiarkan pemasok bersaing melayani mereka, dan mengambil nilai di tiap transaksi. Karakteristiknya sama di berbagai industri—Google dengan web, Airbnb dengan kamar, Amazon dengan produk.</p>
<p>Flywheel Amazon adalah ilustrasi klasik konsep ini. Selepas krisis dot-com, Jeff Bezos beserta timnya mengembangkan konsep “flywheel” dari Jim Collins, lalu menggambar siklus yang setiap MBA hafal: semakin banyak pilihan, pengalaman pelanggan makin baik, kunjungan meningkat, penjual bertambah, biaya unit turun, harga bisa ditekan, lalu makin banyak pilihan lagi. Di awal, efeknya biasa saja; setelah ribuan kali berputar, mesin mulai berbunyi. Slogan Bezos saat itu adalah “Margin Anda adalah peluang saya.” Intinya adalah efek penguatan berkelanjutan: lebih banyak pengguna, lebih banyak pemasok, biaya turun, keuntungan naik, semua bergerak bersamaan.</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/fe180a9342fb0c7279822c2955f6270f890967d9.jpg" alt=""><br>Sumber — <a href="https://strategicdiscipline.positioningsystems.com/blog-0/amazon-flywheel-transformed-its-business-bezonomics">Positioning Systems</a></p>
<p>Model ini sangat efektif jika berjalan lancar. Biaya tak naik secepat pendapatan, dan produk semakin baik seiring banyaknya pengguna. Namun, menurut Damodaran, dua syarat harus ada: agregasi Anda harus bernilai, dan penyedia tak bisa gampang pindah. Tanpa keduanya, keunggulan Anda dangkal. Contohnya eBay awal 2000-an—berhasil menggabungkan jutaan penjual unik dan pembeli barang eksklusif. Tapi ketika penjual sadar bisa membuka toko sendiri di Shopify atau mencatatkan barang di Amazon yang menawarkan pengiriman lebih cepat dan margin tipis, mereka pindah. Flywheel tak langsung berhenti, tetapi tanpa pasokan loyal, roda mulai goyah. Akhirnya, hanya menjadi roda biasa yang bisa digulirkan siapa saja.</p>
<p>Damodaran menjabarkan kekuatan platform dan agregator dengan analogi fisik. “Menguasai rak” bukan berarti rak fisik di toko, tetapi ruang utama di mana pelanggan pertama kali mencari barang. Jika Anda menguasai ruang itu, Anda bisa menentukan barang, tata letak, dan harga tampil di sana. Anda tak harus memiliki produknya; cukup memiliki relasi dengan pembeli dan semua pihak harus melalui Anda untuk akses. Dalam tulisan mengenai Instacart, Uber, Airbnb, atau Zomato, Damodaran konsisten pada satu poin: tugas agregator adalah merapikan pasar, menaruh semuanya di satu etalase, dan menjadikan etalase itu satu-satunya jendela yang menarik. Setelah tercapai, Anda bisa mengenakan biaya untuk akses ke jendela itu.</p>
<p>Menurut Thompson, agregator adalah bisnis yang membangun relasi langsung dengan pengguna di skala internet, menyajikan pengalaman standar dan tepercaya, lalu membiarkan pemasok bertarung melayani pengguna. Pada skala internet, Anda bukan toko terbesar satu kota, melainkan toko semua kota sekaligus.</p>
<p>Biaya marginal untuk melayani pelanggan berikutnya hampir nol, namun nilainya sangat tinggi. Setiap pengguna baru memperkuat merek, data, dan efek jaringan Anda. Karena permintaan dikuasai agregator, pemasok menjadi bisa digantikan. Kualitas tetap beragam, tetapi pemasok tak bisa membawa konsumen pergi saat mereka keluar. Hotel di Expedia, pengemudi Uber, penjual Amazon, semuanya lebih membutuhkan agregator daripada sebaliknya.</p>
<p>Karya Damodaran di berbagai industri mengingatkan, roda ini tak selalu berputar sama di setiap pasar. Uber, misal, menggabungkan pengemudi lokal, tetapi mereka bisa membuka tiga aplikasi sekaligus dan menerima order mana pun duluan. Moat jadi bocor. Host Airbnb, sebaliknya, menawarkan properti unik di saluran yang terbatas sehingga take rate mereka lebih tahan lama.</p>
<p>Pada sektor margin tipis seperti pengantaran bahan makanan, rak memang bernilai, tapi Anda hanya bisa mengambil sebagian kecil sebelum pemasok melawan. Itulah alasan Instacart masuk ke iklan dan logistik white-label sebagai upaya ekspansi.</p>
<p>Pola ekonomi yang mendasari pasokan sama pentingnya dengan jumlah orang yang melihat etalase Anda. Maksudnya, jika isi toko adalah komoditas yang gampang didapat, Anda sekadar toko kelontong dengan etalase lebih menarik. Tetapi bila barangnya langka, unik, dan sulit ditemukan, orang tetap memilih jendela Anda—meski Anda mengenakan biaya lebih tinggi. Di Airbnb, misalnya, akomodasi premium tetap dicari.</p>
<h2 id="h2-V2h5IEFnZ3JlZ2F0b3JzIEZhaWw=">Mengapa Agregator Gagal</h2><p>Jika kondisi kunci tak terpenuhi, agregator bukan flywheel namun sekadar komidi putar yang mahal.</p>
<p>Quibi adalah contoh klasik kegagalan menguasai rak. Platform ini punya konten Hollywood mahal dan aplikasi keren, tetapi tidak punya jalur langsung ke pelanggan. Calon penonton Quibi sudah berada di YouTube, Instagram, dan TikTok—platform yang menguasai titik awal atensi. Quibi justru mengunci konten di aplikasinya sendiri, jauh dari audiens. Akibatnya, setiap pengguna harus “dibeli” lewat iklan dan promosi.</p>
<p>Ben Thompson menekankan, agregator yang cakap selalu memulai dari distribusi berbiaya marginal nol: distribusi bawaan, basis terpasang, atau kebiasaan harian. Quibi tidak punya semua itu. Akhirnya, waktu dan modalnya habis sebelum sempat membangun.</p>
<p>Instant Articles Facebook menghadapi problem serupa. Konsepnya: menarik artikel dari banyak penerbit, mempercepat loading di Facebook, lalu monetisasi trafiknya. Tapi penerbit bisa dengan mudah mempublikasikan cerita mereka di kanal lain. Artikel sudah tersedia di web terbuka, aplikasi, dan feed sosial lain. Instant Articles tak pernah jadi default, hanya salah satu opsi di feed berita. Tanpa eksklusivitas maupun kebiasaan, Facebook tak jadi lebih dominan dan penerbit tak makin tergantung.</p>
<p>Kedua kasus di atas melanggar aturan yang sama: tidak punya relasi pengguna yang membentuk perilaku default, dan basis pasokan yang tak akan dirugikan jika keluar.</p>
<p>Panduan Thompson soal agregator yang sukses sangat sederhana.</p>
<ol>
<li>Terhubung langsung dengan pengguna dan memiliki relasi itu.</li><li>Punya pasokan yang unik atau cukup bisa digantikan, sehingga tak ada satu pemasok yang bisa menahan Anda.</li><li>Biaya marginal menambah pasokan sangat rendah atau mendekati nol, sehingga bisnis Anda makin efisien ketika tumbuh.</li></ol>
<p>Jika syarat di atas tak terpenuhi, Anda sekadar perantara biasa, mudah digantikan pesaing berikutnya.</p>
<h2 id="h2-V2hlbiBMaXF1aWRpdHkgQmVjb21lcyBhIE1vYXQ=">Ketika Likuiditas Menjadi Moat</h2><p>Di industri kripto, proyek bisa membangun moats dengan cara berbeda. Ada yang mengandalkan regulasi dan izin resmi seperti USDC yang unggul dalam transparansi dan kepatuhan. Ada pula yang mengejar keunggulan teknologi—misal sistem pembuktian Starkware atau eksekusi paralel Solana. Sebagian bergantung pada komunitas dan efek jaringan—grafik pengguna Farcaster contohnya. Namun, keunggulan yang paling sering ditemui pada pemenang—dan paling sulit ditumbangkan—adalah likuiditas.</p>
<p>“Jika dilakukan dengan tepat” memang krusial: likuiditas akan berpindah jika insentifnya cukup tinggi. Pada 2020, “serangan vampir” Sushiswap menyedot lebih dari satu miliar dolar dari Uniswap hanya dalam beberapa hari dengan imbalan liquidity mining. Kesimpulannya sederhana: likuiditas bertahan bila keluar lebih menyakitkan bagi pemasok.</p>
<p>Saya pernah membahas <a href="https://dco.link/hyper">Hyperliquid</a> yang memahami pola ini. Mereka membangun <a href="https://x.com/Decentralisedco/status/1928059719043928409">order book DEX terdalam</a> untuk exchange perpetual mereka. Tapi inovasinya lebih jauh. Mereka membiarkan aplikasi dan wallet lain terhubung langsung ke likuiditas tersebut. Phantom, contohnya, bisa masuk ke alur order Hyperliquid dan menawarkan spread tipis tanpa harus membangun market sendiri. Dalam skema ini, agregator justru lebih membutuhkan pemasok daripada sebaliknya. Ketika trader dan aplikasi mulai routing melalui Anda secara default, Anda bukan sekadar venue, tapi titik yang tak bisa dihindari.</p>
<p>Di luar venue Hyperliquid sendiri, lebih dari $13 miliar volume transaksi telah lewat dari aplikasi lain selama sebulan terakhir. Phantom meraih lebih dari $1,5 juta dari routing $3 miliar volume melalui Hyperliquid. Ini memperlihatkan seberapa kuat efek jaringan Hyperliquid saat ini.</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/fab450dc52c06bf7cfccdd92a43538b25b2cc095.jpg" alt=""></p>
<p>Likuiditas memungkinkan Anda menukar satu aset ke aset lain tanpa pergerakan harga yang merugikan. Dalam keuangan dan DeFi, likuiditas yang dalam membuat trading lebih murah, lending lebih aman, dan derivatif bisa berjalan lancar. Tanpa likuiditas, protokol secanggih apa pun hanya jadi “kota mati.” Tetapi begitu hadir, likuiditas cenderung menetap. Trader dan aplikasi akan routing ke pool terdalam, menarik lebih banyak likuiditas, spread makin ketat, dan volume trading meningkat.</p>
<p>Inilah sebabnya Aave mampu bertahan bertahun-tahun. Aave punya pool lending besar di beragam aset, jadi pilihan utama bagi peminjam dan pemberi pinjaman yang butuh volume besar dan keamanan. Per 6 Agustus, Aave mencatat lebih dari $24 miliar TVL di berbagai chain. Dalam 12 bulan, borrower membayar $640 juta biaya, dan platform meraup ~$110 juta pendapatan.</p>
<p>Pola serupa menjelaskan Jupiter—agregator Solana—yang bertransformasi dari alat routing jadi pintu utama trading di jaringan Solana. Di Ethereum, Uniswap sudah mengkonsentrasikan likuiditas spot, sehingga agregator seperti 1inch hanya bisa menawarkan peningkatan minimal. Di Solana, likuiditas terpencar di Orca, Raydium, Serum, dan venue lain. Jupiter menggabungkan semuanya jadi satu lapisan routing yang konsisten memberi harga terbaik. Pada satu titik, Jupiter bertanggung jawab atas separuh pemakaian komputasi Solana; gangguan apa pun langsung mempengaruhi kualitas eksekusi jaringan.</p>
<p>Saat likuiditas dipahami sebagai objek agregasi, keputusan produk Jupiter tampak jelas. Akuisisi, aplikasi mobile, serta ekspansi ke produk trading dan lending adalah cara memperluas alur order dan menjaga likuiditas tetap routing lewat Jupiter.</p>
<p>Jupiter patut mendapat perhatian, sebab banyak aspek di DeFi bisa dipelajari dari transformasinya dari alat niche menjadi platform likuiditas. Awalnya sekadar pencari harga spot optimal, kini menjadi jalur utama likuiditas Solana. Selanjutnya, Jupiter berekspansi ke produk baru yang mendatangkan jenis likuiditas berbeda. Proses naik level dan pemanfaatan tiap tahap untuk memperkuat berikutnya menjadi studi langsung tentang dinamika agregasi yang dipaparkan Thompson dan Damodaran.</p>
<h2 id="h2-TGhlIExldmVscyBvZiBBZ2dyZWdhdGlvbg==">Tingkat Agregasi</h2><p>Tiga pertanyaan Ben Thompson menjadi panduan praktis mengenali agregator yang tengah tumbuh.</p>
<ol>
<li><p>Apa pembeda utama institusi lama, dan bisakah didigitalkan? Di DeFi, pembeda utama adalah likuiditas. Siapa yang punya pool terdalam bisa menawarkan spread paling tipis dan lending paling aman. Likuiditas sudah digital, sehingga proses membaca, membandingkan, dan routing sangat mudah.</p>
</li><li><p>Jika pembeda sudah digital, persaingan bergeser ke pengalaman pengguna. Ketika siapa saja bisa terkoneksi ke likuiditas, perang terjadi di kualitas eksekusi: settlement lebih cepat, routing lebih optimal, transaksi gagal makin sedikit. Produk seperti BasedApp dan Lootbase hadir di sini. BasedApp membungkus DeFi jadi pengalaman mobile yang ramah pengguna awam. Lootbase membawa likuiditas perp Hyperliquid ke mobile—mudah trading dengan latensi rendah, tetap mengakses backend Hyperliquid penuh. Ide besarnya: likuiditas terbuka, UX jadi senjata utama.</p>
</li><li><p>Jika Anda memenangkan UX, akan terbentuk siklus penguatan. Trader datang untuk harga terbaik, likuiditas bertambah, harga makin baik. Likuiditas makin lekat bila tertanam dalam kebiasaan dan integrasi.</p>
</li></ol>
<p>Jadilah titik mula pasar. Jika pemasok tak mampu absen dari rak Anda, Anda bisa mengenakan biaya penempatan, atau di DeFi, mengatur alur order.</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/fd6de805622ecaa0e55b2ee04313fb37df243324.png" alt=""></p>
<p>Catatan — Garis antar level kerap tidak tegas. Klasifikasi ini hanya model mental tentang level agregasi.</p>
<p>Level Satu: Penemuan Harga<br>Fungsinya sederhana: menunjukkan di mana penawaran terbaik. Kayak untuk penerbangan, Trivago untuk hotel. Di kripto, DEX aggregator generasi awal seperti 1inch atau Matcha masuk kategori ini. Mereka memindai pool, menampilkan rate terbaik, dan membiarkan pengguna lanjut klik. Penemuan harga memang bermanfaat, tapi rentan. Swap DeFiLlama pun serupa—memindai berbagai aggregator dan AMM native, memberi opsi bagi pengguna.</p>
<p>Jika pasar dasarnya sudah terkonsentrasi, seperti trading spot Ethereum di Uniswap, routing hanya memberi peningkatan kecil dan trader bisa langsung ke venue utama. Anda membantu, tapi bukan kunci.</p>
<p>Level Dua: Eksekusi<br>Di sini, Anda tidak lagi sekadar mengarahkan pengguna. Anda melakukan aksi langsung untuk mereka. Tombol “Buy Now” di Amazon adalah contoh level dua—mencari opsi termurah dan memproses pembelian lewat data tersimpan. Di DeFi, Aave menduduki posisi ini sebagai platform lending. Ketika meminjam, likuiditas sudah tersedia di kontraknya. Efek “stickiness” lebih kuat, sebab pengalaman cepat dan tanpa gagal kini melekat pada Anda, bukan pasar abstrak.</p>
<p>Level Tiga: Kontrol Distribusi<br>Di level ini, Anda jadi titik mula. Google Search untuk web, App Store untuk mobile. Di kripto, tab swap di wallet bisa jadi titik awal trading pengguna.</p>
<p>Di Solana, Jupiter sudah sampai di fase ini. Bermula sebagai pencari harga, berevolusi ke eksekusi via smart order routing, lalu masuk ke front end Phantom, Drift, dan lainnya. Porsi besar trading Solana sebenarnya merupakan trading Jupiter, walau pengguna tak pernah mengakses “jup.ag” langsung. Inilah kontrol distribusi—pemasok tak bisa jumpa pelanggan tanpa lewat Jupiter.</p>
<h3 id="h3-Q2xpbWJpbmcgdGhlIExhZGRlciBpbiBEZUZp">Menapaki Tangga Agregasi DeFi</h3><p>Di DeFi, tantangan sesungguhnya adalah likuiditas yang bisa bergerak sangat cepat. Insentif tertentu dapat menguras pool semalam. Maka, naik dari level satu ke tiga bukan sekadar jadi agregator pertama, melainkan membangun cukup alasan agar likuiditas dan order flow tetap routing lewat Anda meski dicoba ditiru.</p>
<p>Di Ethereum, 1inch mayoritas hanya sampai level dua karena Uniswap sudah mengonsolidasi likuiditas spot. Routing tetap berguna di kasus khusus, tapi perbaikannya relatif kecil sehingga trader bisa langsung skip. Selain itu, ada agregator lain seperti CowSwap dan KyberSwap yang punya porsi pasar signifikan. Aave stabil di level dua karena punya eksekusi di segmen lending: mereka adalah infrastruktur, bukan sekadar titik awal.</p>
<p>Keunggulan Jupiter di Solana terletak pada kemampuannya menapaki ketiga level berturut-turut. Likuiditas Solana yang tersebar membuat level satu penting. Mesin routing-nya memberikan eksekusi lebih optimal daripada swap manual, sehingga level dua alami tercapai. Setelah terintegrasi dengan wallet dan dApps, Jupiter kini menguasai level tiga—kontrol distribusi atas likuiditas Solana. Pada satu momen, separuh penggunaan komputasi Solana bersumber dari transaksi Jupiter, baik dari sisi trader maupun pool likuiditas—keduanya butuh Jupiter.</p>
<p>Sesudah mencapai level tiga, pertanyaannya berubah. Bukan lagi “bagaimana menambah pengguna” melainkan “apa lagi yang bisa dioptimalkan lewat distribusi ini?” Amazon mulai dari buku lalu akhirnya menjual segala barang. Google mulai dari search, lalu menguasai maps, email, dan cloud. Jupiter menguasai distribusi order flow. Langkah selanjutnya: tambah produk seperti perp, lending, dan portfolio tracking yang memanfaatkan relasi likuiditas sama.</p>
<p>Langkah strategis berikutnya adalah Jupnet. Solana belum menyaingi throughput dan eksekusi khas venue seperti Hyperliquid, yang memang dirancang untuk latensi dan determinisme kelas finansial. Dua aspek ini esensial untuk scaling stack finansial ke volume pasar nyata. Pilihan mudah: meluncurkan produk di chain lain dengan jaminan itu. Tapi Jupiter justru membangun Jupnet—lapisan eksekusi latensi rendah yang dikontrol aplikasi dan berjalan paralel dengan Solana.</p>
<p>Tujuannya: Jupnet difungsikan sebagai infrastruktur bersama di ekosistem Solana. Perp, RFQ, batch auctions, dan alur latency-sensitive lain dieksekusi dengan presisi sebelum settle di Solana. Jika sukses, pengguna dan aset tetap “di rumah” Solana, tapi tetap mendapat kecepatan dan determinisme setara venue terintegrasi vertikal. Ini usaha menutup celah antara throughput blockchain umum dan tuntutan latensi mikro industri finansial global, tanpa memecah likuiditas antar-chain.</p>
<p>Namun perlu dilihat secara industri. Jupiter memang dominan di Solana, tapi masih berhadapan dengan persaingan berat secara lintas-chain. Pada level industri, 1inch, CoWSwap, dan OKX Swap tetap kompetitor penting. Sepanjang 2025, rata-rata pangsa pasar Jupiter sekitar 55% di lima besar agregator DEX, namun angka ini fluktuatif, tergantung aktivitas chain dan integrasi. Grafik berikut menunjukkan betapa layer agregasi di luar Solana masih sangat terfragmentasi.</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/c1b863171cf05354670b03777d9fc8fd75a8369e.jpg" alt=""></p>
<p>Jupiter jelas menjadi aggregator utama ekosistem Solana. Flywheel-nya sudah berputar: lebih banyak trader, likuiditas bertambah, eksekusi makin optimal, trader makin banyak. Anda telah menjadi bukan sekadar aggregator likuiditas, melainkan rak utama, titik mula, dan kebiasaan pasar. Tapi posisi itu tidak dijamin. Lalu, bagaimana bertumbuh ketika likuiditas saja tak cukup? Jupiter menjawab dengan mengakuisisi founder yang sudah punya arus pengguna baru dan mengarahkan arus itu ke Jupiter.</p>
<h3 id="h3-TSZhbXA7QSBhcyBhIEdyb3d0aCBFbmdpbmU=">M&amp;A Sebagai Mesin Pengungkit Pertumbuhan</h3><p>Beberapa bulan lalu, saya menulis tentang dua tema krusial dalam strategi ekspansi perusahaan: <a href="https://www.decentralised.co/p/when-innovation-compounds">akumulasi inovasi</a> dan <a href="https://www.decentralised.co/p/mergers-and-acquisitions">merger & akuisisi</a> sebagai pendorong akselerasi inovasi. Tema pertama menekankan membangun di atas keunggulan yang sudah ada agar setiap fitur, produk, dan kapabilitas baru bisa memperkuat portofolio. Tema kedua adalah menyadari bahwa terkadang cara tercepat menambah keunggulan adalah membeli, bukan membangun dari nol.</p>
<p>Perkembangan Jupiter memadukan keduanya. Strategi M&amp;A mereka ialah mencari tim founder yang sudah terbukti di vertikalnya, lalu memasukkan ke jaringan distribusi Jupiter agar dampaknya makin besar. Jupiter mencari tim dengan keahlian mendalam, sehingga ekspansi tetap cepat tanpa mengganggu roadmap inti.</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/1b423c9c3ac1e404332d04e97581e9b01854c3c8.jpg" alt=""></p>
<p>Pendekatan ini bukan sekadar membeli fitur tambahan, tetapi mencari tim yang sudah mendominasi segmen yang ingin digarap. Setelah terkoneksi ke wallet, API, dan routing Jupiter, produk mereka tumbuh lebih cepat dan arus mereka memperkuat Jupiter.</p>
<p>Moonshot membawa launchpad token untuk proyek pencarian likuiditas, mengubah penciptaan token baru jadi aktivitas swap dan trading di Jupiter. DRiP menghadirkan platform minting dan distribusi NFT berbasis komunitas, menarik atensi pengguna di luar UI trading dan mengubahnya menjadi aktivitas on-chain. Akuisisi <a href="https://jup.ag/portfolio">Portfolio</a> memberi Jupiter toolset bagi pengguna aktif DeFi dalam mengelola portofolio dan memperkuat interaksi harian. Jupiter bisa saja membangun sendiri fitur-fitur itu dengan biaya jauh lebih murah, tapi fokusnya mengakuisisi founder visioner, bukan sekadar fitur baru.</p>
<p>Namun, pertumbuhan pada beberapa metrik klaster ini belum optimal. Pada segmen launchpad, misalnya, Pumpdotfun dan LetsBonk menguasai lebih dari 80% peluncuran harian, sementara Jup Studio serta Moonshot gabungan hanya 10%. Grafik berikut menegaskan dominasi incumbent. Di sini, default sudah tertanam, dan Jupiter harus ambil pendekatan berbeda bila ingin menggeser persaingan.</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/e27c7dc7f4f2ff65fe559fddb4e27a46f2bb7f16.jpg" alt=""></p>
<h3 id="h3-Rm91bmRlcuKAkUxlZCBNJmFtcDtBIGFzIGEgRm9yY2UgTXVsdGlwbGllcg==">Akuisisi Founder sebagai Pengungkit Multi-segmen</h3><p>Setelah Anda menguasai rak, memperlebar cakupan berarti mendatangkan operator yang telah menguasai segmen pasar tertentu. Filter Jupiter sederhana: apakah tim ini membawa aliran likuiditas atau pengguna yang memperkuat flywheel. Pola ini mengingatkan pada logika flywheel awal Amazon, di mana setiap penambahan katalog, produk, atau pemasok memperluas pilihan, meningkatkan pengalaman pelanggan, menaikkan trafik, lalu menarik pemasok baru.</p>
<p>Bagi Jupiter, setiap akuisisi seperti menambah lorong dalam toko, memperluas pilihan dan memperkuat alasan bagi trader serta liquidity provider untuk memulai transaksi di ekosistem mereka.</p>
<p>Di sinilah energi founder jadi senjata. Mengakuisisi tim founder memungkinkan Jupiter menembus area baru, seperti budaya NFT lewat DRiP atau penerbitan token ritel massal, tanpa kehilangan fokus utama. Founder sudah mengenal segmen, punya komunitas loyal, dan bergerak cepat. Setelah terhubung ke distribusi Jupiter, reach mereka langsung tumbuh pesat dan Jupiter memperoleh user dan likuiditas baru secara instan.</p>
<p>Contohnya jelas. Moonshot adalah funnel minting dan trading untuk perilaku massal, di mana token yang diluncurkan langsung mengalir ke swap, funding market, dan perp—tanpa keluar dari ekosistem Jupiter. DRiP adalah kanal distribusi kreator untuk koleksi dan minting, menarik komunitas yang awalnya tidak menggunakan UI swap.</p>
<p>Moonshot menambah lebih dari <a href="https://dune.com/adam_tehc/moonshot">250.000</a> user baru dan menangani transaksi senilai lebih dari $1,5 miliar hanya dalam tiga hari saat peluncuran $TRUMP. <a href="https://drip.haus/">DRiP</a> telah mencatat lebih dari 2 juta kolektor, dengan 200 juta+ collectible minted dan 6 juta+ penjualan sekunder.</p>
<p>Integrasi selalu mengikuti skema jelas. Founder tetap memegang kendali produk, dan sejak hari pertama produk mereka terhubung dengan interface serta backend Jupiter, sehingga langsung menikmati basis user baru, dan Jupiter mendapat arus likuiditas segar. Tiap akuisisi menambah primitive unik: penerbitan, budaya, leverage, bukan sekadar menambah fitur lama. Identitas utama tetap terjaga—semua arus kembali ke Jupiter.</p>
<p>Di DeFi, kode mudah di-fork semalam. Tapi titik mula pasar jauh lebih sulit ditiru. Akuisisi founder visi memungkinkan Jupiter menambah titik mula tanpa mengorbankan kebiasaan inti, membuat flywheel makin sukar di-replikasi. Ketika eksekusi berbasis aplikasi dan infrastruktur latensi rendah makin matang, besar kemungkinan Jupiter akan membidik tim dengan primitive eksekusi seperti risk engine, layer matching, serta venue khusus, untuk digabungkan ke Jupnet.</p>
<h2 id="h2-QWdncmVnYXRvciB2cyBTdXBwbGllcg==">Agregator vs Pemasok</h2><p>Jika kita mengamati secara makro, dua model utama kini mendominasi DeFi: Jupiter dan Hyperliquid. Keduanya tangguh, namun strategi mereka bertolak belakang.</p>
<p>Hyperliquid fokus menguasai likuiditas, bukan relasi langsung dengan pengguna akhir. Mereka menyediakan likuiditas sebagai layanan. Bila Anda bisa membuat UX yang lebih baik, silakan gunakan orderbook dan mesin eksekusi Hyperliquid. Inilah filosofi Builder Codes—front-end boleh dibangun pihak lain, Hyperliquid menjadi tenaga backend sunyi. Model pemasok-utama.</p>
<p>Jupiter justru menitikberatkan distribusi. Mereka ingin menguasai permukaan, rak, titik mula. Strategi Jupiter menggabungkan likuiditas pasar terfragmentasi jadi interface default. Likuiditas ditarik ke Jupiter lalu diarahkan kembali. Artinya, mereka mengendalikan relasi pengguna, bukan sekadar jalur eksekusi.</p>
<p>Dari perp hingga portofolio, Jupiter ingin menjadikan setiap interface finansial dimulai dan berakhir dalam ekosistemnya.</p>
<p>Tetapi perp, barangkali lebih dari produk lain, membuktikan batas pendekatan ini—setidaknya untuk saat ini. Jupiter memang kian kuat di Solana, tapi Hyperliquid masih memimpin secara global dengan sekitar 75% pangsa pasar perp DEX. Grafik berikut memperlihatkan keunggulan volume trading Hyperliquid:</p>
<p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/21493ad823cba419540ba1f525ab100688263cc2.jpg" alt=""></p>
<p>Kedua model bertaruh pada skala, tapi dari sisi berbeda. Jupiter: likuiditas mengikuti interface pengguna. Hyperliquid: likuiditas adalah interface-nya. Jupiter membangun titik masuk, Hyperliquid membangun titik akhir.</p>
<p>Praktiknya, terjadi pemisahan: ingin permukaan luas dan agregasi pengguna, Anda pergi ke Jupiter. Ingin kedalaman, determinisme, dan komposabilitas, Anda ke Hyperliquid. Satu menjadikan likuiditas jaringan dependensi, satu lagi menjadi basis layer semua pihak.</p>
<p>Pemenang bukan hanya yang tercepat, tapi yang tak bisa ditinggalkan pelaku pasar lain.</p>
<p>Inilah momen seru di DeFi. Untuk pertama kalinya, terjadi konfrontasi langsung antara dua filosofi: distribusi sebagai moats versus likuiditas sebagai moats.</p>
<h3 id="h3-QXBwcyBBcmUgVGhlIE5ldyBQbGF0Zm9ybXM=">Aplikasi: Platform Generasi Baru</h3><p>Ketika Ethereum Layer 2 (L2) lahir, harapan besarnya adalah mereka jadi platform baru—arena netral bagi aplikasi untuk saling membangun, bersaing, dan berkembang. Kenyataannya, L2 kebanyakan masih jadi infrastruktur: pondasi teknis yang menawarkan kecepatan, keamanan, skalabilitas, tapi belum mengusai relasi pengguna.</p>
<p>Platform adalah interface di mana pengguna memulai aktivitas. Di sanalah permintaan terakumulasi, kebiasaan terbentuk, distribusi hidup. Hanya segelintir L2 yang menembus batas ini. Kebanyakan masih sebatas jalur, belum jadi rak. Distribusi yang mereka miliki minim, apalagi titik mula default bagi user.</p>
<p>Justru kini aplikasi seperti Jupiter dan Hyperliquid mulai menyerupai platform. Mereka memiliki relasi pengguna, tertanam dalam kebiasaan harian, dan makin banyak mengakuisisi atau terhubung ke aplikasi lain untuk menguatkan posisi. Bahkan, mereka mulai meniru Web2.</p>
<p>Google tak sekadar search engine—mereka membeli YouTube untuk menguasai video. Facebook akuisisi Instagram dan WhatsApp demi memperkuat cengkeraman atensi.</p>
<p>Strategi mereka: masuk ke kategori adjacent yang tak mereka dominasi tapi sudah ramai pengguna. Mereka sengaja membeli pemain utama di sana: YouTube sudah kuasai video online; WhatsApp sudah tangguh di pesan mobile. Setelah diakuisisi, aplikasi langsung terkoneksi ke flywheel distribusi Google atau Facebook, memperkuat grip user di banyak kanal dan mendukung dominasi platform.</p>
<p>Jupiter memakai strategi serupa. Launchpad, alat minting NFT, manajemen portofolio, dan kini Jupnet—semuanya memperluas permukaan, menangkap perilaku user, dan mengarahkan likuiditas ke ekosistemnya. Strateginya: menjadi rak, default, titik mula aktivitas finansial.</p>
<p>Tapi agregasi tak selalu jadi jalan kemenangan. Sejarah penuh kegagalan upaya akuisisi dan agregator. Penyebabnya: gagal menguasai relasi user atau salah memahami cara kebiasaan terbentuk.</p>
<p>Contoh Microsoft mengakuisisi Nokia—targetnya menguasai distribusi mobile, tapi user sudah bermigrasi ke ekosistem iOS dan Android. Microsoft punya hardware dan software, tapi produknya terlalu mirip atau tak cukup menarik untuk membuat user beralih. Mereka gagal menguasai lapisan aplikasi, tak punya loyalitas developer, tidak memberi alasan user mengubah perilaku. Tanpa keunggulan pasokan atau pembeda, rak tetap tak diminati.</p>
<p>Google membeli Motorola senilai $12,5 miliar. Mereka memang menguasai produksi smartphone, tetapi tak berdampak pada cara orang mengakses Android. Google hanya bertahan dua tahun sebelum menjual Motorola ke Lenovo seharga $2,9 miliar. Menguasai supply belum tentu menguasai demand.</p>
<p>Yahoo mengakuisisi Tumblr senilai $1,1 miliar—saat puncaknya, Tumblr jadi fenomena budaya. Tapi Yahoo salah memahami user base dan terlalu cepat monetisasi. Yang awalnya aset distribusi berubah jadi liabilitas ketika user hengkang akibat perubahan produk dan sensor.</p>
<p>Inti kasus di atas: akuisisi tak otomatis menghadirkan flywheel. Jika Anda bukan titik mula, kebiasaan, homepage, atau interface utama, user takkan ikut—tak peduli berapa banyak fitur Anda gabungkan.</p>
<p>Itulah kenapa masa transisi DeFi ini menarik. Jupiter mengakuisisi front-end, kanal distribusi, dan primitive likuiditas—ingin jadi titik utama di stack keuangan Solana. Hyperliquid melakukan sebaliknya: membangun kedalaman, bukan lebar, dan membiarkan aplikasi lain membangun di sekelilingnya.</p>
<p>Kita sekarang menyaksikan perang platform sesungguhnya—bukan antar-chain seperti dugaan banyak orang, melainkan antar-aplikasi yang bertingkah seperti platform. Ini memunculkan pertanyaan besar: jika L2 gagal menguasai distribusi, apa yang terjadi ketika aplikasi di atasnya justru berhasil? Dimana nilai akan terkumpul? Bagaimana tesis FAT protocol?</p>
<p>Kami tutup dengan sejumlah pertanyaan terbuka—sengaja, karena persaingan ini belum berakhir. Kami akan kembali dengan analisis lebih tajam, data terbaru, serta cerita dan analogi yang makin membantu memetakan arah industri ke depan.</p>
<p>Sampai jumpa,</p>
<p><a href="https://x.com/desh_saurabh">Suarabh Deshpande</a></p>
<h3 id="h3-RGlzY2xhaW1lcjo=">Disclaimer:</h3><ol>
<li>Artikel ini diterbitkan ulang dari [<a href="https://www.decentralised.co/p/aggregating-liquidity">Decentralised.co</a>]. Seluruh hak cipta milik penulis asli [<em>Saurabh Deshpande</em>]. Jika ada keberatan atas publikasi ulang ini, silakan hubungi tim <a href="https://www.gate.com/questionnaire/3967">Gate Learn</a> untuk penanganan segera.</li><li>Disclaimer: Seluruh opini dan pandangan pada artikel ini sepenuhnya milik penulis dan tidak menjadi saran investasi.</li><li>Terjemahan artikel ke bahasa lain dilakukan oleh tim Gate Learn. Kecuali disebutkan, dilarang menyalin, mendistribusikan, atau memplagiat artikel terjemahan ini.</li></ol>
Blockchain

<p>Setiap pagi, saya bangun dan langsung menuju kafe di bawah. Kopi favorit saya menjadi pilihan awal, lalu saya lanjut ke toko bahan makanan, seperti pemburu modern yang tak mau ketinggalan asupan protein dan serat harian. Kadang, saya mencari buah naga merah.</p> <p>Minggu lalu, saya merenung: di rantai pasokan, siapa yang meraup keuntungan terbesar—toko depan atau produsen?</p> <p>Pertanyaan ini memang terkesan sederhana, tetapi banyak prinsip <a href="https://www.decentralised.co/p/on-aggregation-theory-and-web3">teori agregasi</a> berakar pada tema ini. Apa yang sebaiknya Anda prioritaskan untuk dimiliki di pasar yang sedang tumbuh—toko depan, atau rantai suplai? Saurabh telah menggali topik ini selama sepekan, dan edisi hari ini merangkum hasil penelusurannya. Kami akan mengupas pendekatan Jupiter dalam M&amp;A dan ekspansi pasar yang kontras dengan strategi Hyperliquid, serta mencoba menjawab pertanyaan klasik para pelaku pasar: Di mana sebenarnya nilai terkumpul?</p> <p>Seperti biasa, jika Anda sedang merintis pasar baru, silakan kontak <a href="mailto:venture@decentralised.co.">venture@decentralised.co.</a> Kami terbuka untuk berdiskusi.</p> <p>Terima kasih khusus kepada <a href="https://x.com/kashdhanda">Kash</a> dari Jupiter yang meluangkan waktu menjelaskan infrastruktur mereka di hari Minggu.</p> <p>Langsung ke edisi kali ini...</p> <p>Joel</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/1e216b2a2eedbbb4369ff92cfde3cee5f3fa63ae.jpg" alt=""></p> <p>Sahabat sekalian,</p> <p>November 2023, perusahaan ekuitas swasta Blackstone <a href="https://www.blackstone.com/news/press/rover-agrees-to-be-acquired-by-blackstone-in-2-3-billion-transaction/">mengakuisisi</a> aplikasi perawatan hewan peliharaan, Rover. Rover awalnya hanyalah solusi sederhana untuk mencari pengasuh anjing atau kucing. Dunia jasa perawatan hewan sangat terfragmentasi; puluhan ribu penyedia berskala kecil, lokal, dan kebanyakan offline. Rover menggabungkan semua pasokan itu ke satu marketplace yang mudah dicari, dengan ulasan dan pembayaran, hingga akhirnya menjadi tempat utama layanan hewan peliharaan. Ketika Blackstone menjadikan Rover perusahaan tertutup di 2024, Rover sudah jadi pintu utama permintaan: pemilik hewan lebih dulu mencari di Rover dan penyedia jasa mau tak mau harus masuk ke sana.</p> <p>ZipRecruiter punya cerita mirip di dunia pekerjaan. Mereka mengumpulkan lowongan dari perusahaan, job board, dan sistem pelacakan pelamar, lalu mendistribusikannya ke banyak kanal. ZipRecruiter juga memasang lowongan di media sosial, seperti Facebook, didasari satu wawasan: kandidat terbaik seringnya bukan pencari kerja aktif. ZipRecruiter menjadi saluran distribusi tunggal bagi perusahaan, dan pintu masuk utama bagi pencari kerja di pasar yang terpencar. ZipRecruiter tidak memiliki perusahaan atau posisi pekerjaan, hanya relasi dengan kedua belah pihak. Ketika relasi itu mengakar, ZipRecruiter bisa memungut biaya untuk visibilitas dan penempatan. Itulah dasar ekonomi agregasi.</p> <p>Aswath Damodaran menyebut ini “menguasai rak”: menggabungkan pasokan yang berantakan, mengontrol cara tampil, dan mengenakan tarif untuk akses. Ben Thompson menyebutnya Teori Agregasi: membangun hubungan langsung dengan pengguna akhir, membiarkan pemasok bersaing melayani mereka, dan mengambil nilai di tiap transaksi. Karakteristiknya sama di berbagai industri—Google dengan web, Airbnb dengan kamar, Amazon dengan produk.</p> <p>Flywheel Amazon adalah ilustrasi klasik konsep ini. Selepas krisis dot-com, Jeff Bezos beserta timnya mengembangkan konsep “flywheel” dari Jim Collins, lalu menggambar siklus yang setiap MBA hafal: semakin banyak pilihan, pengalaman pelanggan makin baik, kunjungan meningkat, penjual bertambah, biaya unit turun, harga bisa ditekan, lalu makin banyak pilihan lagi. Di awal, efeknya biasa saja; setelah ribuan kali berputar, mesin mulai berbunyi. Slogan Bezos saat itu adalah “Margin Anda adalah peluang saya.” Intinya adalah efek penguatan berkelanjutan: lebih banyak pengguna, lebih banyak pemasok, biaya turun, keuntungan naik, semua bergerak bersamaan.</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/fe180a9342fb0c7279822c2955f6270f890967d9.jpg" alt=""><br>Sumber — <a href="https://strategicdiscipline.positioningsystems.com/blog-0/amazon-flywheel-transformed-its-business-bezonomics">Positioning Systems</a></p> <p>Model ini sangat efektif jika berjalan lancar. Biaya tak naik secepat pendapatan, dan produk semakin baik seiring banyaknya pengguna. Namun, menurut Damodaran, dua syarat harus ada: agregasi Anda harus bernilai, dan penyedia tak bisa gampang pindah. Tanpa keduanya, keunggulan Anda dangkal. Contohnya eBay awal 2000-an—berhasil menggabungkan jutaan penjual unik dan pembeli barang eksklusif. Tapi ketika penjual sadar bisa membuka toko sendiri di Shopify atau mencatatkan barang di Amazon yang menawarkan pengiriman lebih cepat dan margin tipis, mereka pindah. Flywheel tak langsung berhenti, tetapi tanpa pasokan loyal, roda mulai goyah. Akhirnya, hanya menjadi roda biasa yang bisa digulirkan siapa saja.</p> <p>Damodaran menjabarkan kekuatan platform dan agregator dengan analogi fisik. “Menguasai rak” bukan berarti rak fisik di toko, tetapi ruang utama di mana pelanggan pertama kali mencari barang. Jika Anda menguasai ruang itu, Anda bisa menentukan barang, tata letak, dan harga tampil di sana. Anda tak harus memiliki produknya; cukup memiliki relasi dengan pembeli dan semua pihak harus melalui Anda untuk akses. Dalam tulisan mengenai Instacart, Uber, Airbnb, atau Zomato, Damodaran konsisten pada satu poin: tugas agregator adalah merapikan pasar, menaruh semuanya di satu etalase, dan menjadikan etalase itu satu-satunya jendela yang menarik. Setelah tercapai, Anda bisa mengenakan biaya untuk akses ke jendela itu.</p> <p>Menurut Thompson, agregator adalah bisnis yang membangun relasi langsung dengan pengguna di skala internet, menyajikan pengalaman standar dan tepercaya, lalu membiarkan pemasok bertarung melayani pengguna. Pada skala internet, Anda bukan toko terbesar satu kota, melainkan toko semua kota sekaligus.</p> <p>Biaya marginal untuk melayani pelanggan berikutnya hampir nol, namun nilainya sangat tinggi. Setiap pengguna baru memperkuat merek, data, dan efek jaringan Anda. Karena permintaan dikuasai agregator, pemasok menjadi bisa digantikan. Kualitas tetap beragam, tetapi pemasok tak bisa membawa konsumen pergi saat mereka keluar. Hotel di Expedia, pengemudi Uber, penjual Amazon, semuanya lebih membutuhkan agregator daripada sebaliknya.</p> <p>Karya Damodaran di berbagai industri mengingatkan, roda ini tak selalu berputar sama di setiap pasar. Uber, misal, menggabungkan pengemudi lokal, tetapi mereka bisa membuka tiga aplikasi sekaligus dan menerima order mana pun duluan. Moat jadi bocor. Host Airbnb, sebaliknya, menawarkan properti unik di saluran yang terbatas sehingga take rate mereka lebih tahan lama.</p> <p>Pada sektor margin tipis seperti pengantaran bahan makanan, rak memang bernilai, tapi Anda hanya bisa mengambil sebagian kecil sebelum pemasok melawan. Itulah alasan Instacart masuk ke iklan dan logistik white-label sebagai upaya ekspansi.</p> <p>Pola ekonomi yang mendasari pasokan sama pentingnya dengan jumlah orang yang melihat etalase Anda. Maksudnya, jika isi toko adalah komoditas yang gampang didapat, Anda sekadar toko kelontong dengan etalase lebih menarik. Tetapi bila barangnya langka, unik, dan sulit ditemukan, orang tetap memilih jendela Anda—meski Anda mengenakan biaya lebih tinggi. Di Airbnb, misalnya, akomodasi premium tetap dicari.</p> <h2 id="h2-V2h5IEFnZ3JlZ2F0b3JzIEZhaWw=">Mengapa Agregator Gagal</h2><p>Jika kondisi kunci tak terpenuhi, agregator bukan flywheel namun sekadar komidi putar yang mahal.</p> <p>Quibi adalah contoh klasik kegagalan menguasai rak. Platform ini punya konten Hollywood mahal dan aplikasi keren, tetapi tidak punya jalur langsung ke pelanggan. Calon penonton Quibi sudah berada di YouTube, Instagram, dan TikTok—platform yang menguasai titik awal atensi. Quibi justru mengunci konten di aplikasinya sendiri, jauh dari audiens. Akibatnya, setiap pengguna harus “dibeli” lewat iklan dan promosi.</p> <p>Ben Thompson menekankan, agregator yang cakap selalu memulai dari distribusi berbiaya marginal nol: distribusi bawaan, basis terpasang, atau kebiasaan harian. Quibi tidak punya semua itu. Akhirnya, waktu dan modalnya habis sebelum sempat membangun.</p> <p>Instant Articles Facebook menghadapi problem serupa. Konsepnya: menarik artikel dari banyak penerbit, mempercepat loading di Facebook, lalu monetisasi trafiknya. Tapi penerbit bisa dengan mudah mempublikasikan cerita mereka di kanal lain. Artikel sudah tersedia di web terbuka, aplikasi, dan feed sosial lain. Instant Articles tak pernah jadi default, hanya salah satu opsi di feed berita. Tanpa eksklusivitas maupun kebiasaan, Facebook tak jadi lebih dominan dan penerbit tak makin tergantung.</p> <p>Kedua kasus di atas melanggar aturan yang sama: tidak punya relasi pengguna yang membentuk perilaku default, dan basis pasokan yang tak akan dirugikan jika keluar.</p> <p>Panduan Thompson soal agregator yang sukses sangat sederhana.</p> <ol> <li>Terhubung langsung dengan pengguna dan memiliki relasi itu.</li><li>Punya pasokan yang unik atau cukup bisa digantikan, sehingga tak ada satu pemasok yang bisa menahan Anda.</li><li>Biaya marginal menambah pasokan sangat rendah atau mendekati nol, sehingga bisnis Anda makin efisien ketika tumbuh.</li></ol> <p>Jika syarat di atas tak terpenuhi, Anda sekadar perantara biasa, mudah digantikan pesaing berikutnya.</p> <h2 id="h2-V2hlbiBMaXF1aWRpdHkgQmVjb21lcyBhIE1vYXQ=">Ketika Likuiditas Menjadi Moat</h2><p>Di industri kripto, proyek bisa membangun moats dengan cara berbeda. Ada yang mengandalkan regulasi dan izin resmi seperti USDC yang unggul dalam transparansi dan kepatuhan. Ada pula yang mengejar keunggulan teknologi—misal sistem pembuktian Starkware atau eksekusi paralel Solana. Sebagian bergantung pada komunitas dan efek jaringan—grafik pengguna Farcaster contohnya. Namun, keunggulan yang paling sering ditemui pada pemenang—dan paling sulit ditumbangkan—adalah likuiditas.</p> <p>“Jika dilakukan dengan tepat” memang krusial: likuiditas akan berpindah jika insentifnya cukup tinggi. Pada 2020, “serangan vampir” Sushiswap menyedot lebih dari satu miliar dolar dari Uniswap hanya dalam beberapa hari dengan imbalan liquidity mining. Kesimpulannya sederhana: likuiditas bertahan bila keluar lebih menyakitkan bagi pemasok.</p> <p>Saya pernah membahas <a href="https://dco.link/hyper">Hyperliquid</a> yang memahami pola ini. Mereka membangun <a href="https://x.com/Decentralisedco/status/1928059719043928409">order book DEX terdalam</a> untuk exchange perpetual mereka. Tapi inovasinya lebih jauh. Mereka membiarkan aplikasi dan wallet lain terhubung langsung ke likuiditas tersebut. Phantom, contohnya, bisa masuk ke alur order Hyperliquid dan menawarkan spread tipis tanpa harus membangun market sendiri. Dalam skema ini, agregator justru lebih membutuhkan pemasok daripada sebaliknya. Ketika trader dan aplikasi mulai routing melalui Anda secara default, Anda bukan sekadar venue, tapi titik yang tak bisa dihindari.</p> <p>Di luar venue Hyperliquid sendiri, lebih dari $13 miliar volume transaksi telah lewat dari aplikasi lain selama sebulan terakhir. Phantom meraih lebih dari $1,5 juta dari routing $3 miliar volume melalui Hyperliquid. Ini memperlihatkan seberapa kuat efek jaringan Hyperliquid saat ini.</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/fab450dc52c06bf7cfccdd92a43538b25b2cc095.jpg" alt=""></p> <p>Likuiditas memungkinkan Anda menukar satu aset ke aset lain tanpa pergerakan harga yang merugikan. Dalam keuangan dan DeFi, likuiditas yang dalam membuat trading lebih murah, lending lebih aman, dan derivatif bisa berjalan lancar. Tanpa likuiditas, protokol secanggih apa pun hanya jadi “kota mati.” Tetapi begitu hadir, likuiditas cenderung menetap. Trader dan aplikasi akan routing ke pool terdalam, menarik lebih banyak likuiditas, spread makin ketat, dan volume trading meningkat.</p> <p>Inilah sebabnya Aave mampu bertahan bertahun-tahun. Aave punya pool lending besar di beragam aset, jadi pilihan utama bagi peminjam dan pemberi pinjaman yang butuh volume besar dan keamanan. Per 6 Agustus, Aave mencatat lebih dari $24 miliar TVL di berbagai chain. Dalam 12 bulan, borrower membayar $640 juta biaya, dan platform meraup ~$110 juta pendapatan.</p> <p>Pola serupa menjelaskan Jupiter—agregator Solana—yang bertransformasi dari alat routing jadi pintu utama trading di jaringan Solana. Di Ethereum, Uniswap sudah mengkonsentrasikan likuiditas spot, sehingga agregator seperti 1inch hanya bisa menawarkan peningkatan minimal. Di Solana, likuiditas terpencar di Orca, Raydium, Serum, dan venue lain. Jupiter menggabungkan semuanya jadi satu lapisan routing yang konsisten memberi harga terbaik. Pada satu titik, Jupiter bertanggung jawab atas separuh pemakaian komputasi Solana; gangguan apa pun langsung mempengaruhi kualitas eksekusi jaringan.</p> <p>Saat likuiditas dipahami sebagai objek agregasi, keputusan produk Jupiter tampak jelas. Akuisisi, aplikasi mobile, serta ekspansi ke produk trading dan lending adalah cara memperluas alur order dan menjaga likuiditas tetap routing lewat Jupiter.</p> <p>Jupiter patut mendapat perhatian, sebab banyak aspek di DeFi bisa dipelajari dari transformasinya dari alat niche menjadi platform likuiditas. Awalnya sekadar pencari harga spot optimal, kini menjadi jalur utama likuiditas Solana. Selanjutnya, Jupiter berekspansi ke produk baru yang mendatangkan jenis likuiditas berbeda. Proses naik level dan pemanfaatan tiap tahap untuk memperkuat berikutnya menjadi studi langsung tentang dinamika agregasi yang dipaparkan Thompson dan Damodaran.</p> <h2 id="h2-TGhlIExldmVscyBvZiBBZ2dyZWdhdGlvbg==">Tingkat Agregasi</h2><p>Tiga pertanyaan Ben Thompson menjadi panduan praktis mengenali agregator yang tengah tumbuh.</p> <ol> <li><p>Apa pembeda utama institusi lama, dan bisakah didigitalkan? Di DeFi, pembeda utama adalah likuiditas. Siapa yang punya pool terdalam bisa menawarkan spread paling tipis dan lending paling aman. Likuiditas sudah digital, sehingga proses membaca, membandingkan, dan routing sangat mudah.</p> </li><li><p>Jika pembeda sudah digital, persaingan bergeser ke pengalaman pengguna. Ketika siapa saja bisa terkoneksi ke likuiditas, perang terjadi di kualitas eksekusi: settlement lebih cepat, routing lebih optimal, transaksi gagal makin sedikit. Produk seperti BasedApp dan Lootbase hadir di sini. BasedApp membungkus DeFi jadi pengalaman mobile yang ramah pengguna awam. Lootbase membawa likuiditas perp Hyperliquid ke mobile—mudah trading dengan latensi rendah, tetap mengakses backend Hyperliquid penuh. Ide besarnya: likuiditas terbuka, UX jadi senjata utama.</p> </li><li><p>Jika Anda memenangkan UX, akan terbentuk siklus penguatan. Trader datang untuk harga terbaik, likuiditas bertambah, harga makin baik. Likuiditas makin lekat bila tertanam dalam kebiasaan dan integrasi.</p> </li></ol> <p>Jadilah titik mula pasar. Jika pemasok tak mampu absen dari rak Anda, Anda bisa mengenakan biaya penempatan, atau di DeFi, mengatur alur order.</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/fd6de805622ecaa0e55b2ee04313fb37df243324.png" alt=""></p> <p>Catatan — Garis antar level kerap tidak tegas. Klasifikasi ini hanya model mental tentang level agregasi.</p> <p>Level Satu: Penemuan Harga<br>Fungsinya sederhana: menunjukkan di mana penawaran terbaik. Kayak untuk penerbangan, Trivago untuk hotel. Di kripto, DEX aggregator generasi awal seperti 1inch atau Matcha masuk kategori ini. Mereka memindai pool, menampilkan rate terbaik, dan membiarkan pengguna lanjut klik. Penemuan harga memang bermanfaat, tapi rentan. Swap DeFiLlama pun serupa—memindai berbagai aggregator dan AMM native, memberi opsi bagi pengguna.</p> <p>Jika pasar dasarnya sudah terkonsentrasi, seperti trading spot Ethereum di Uniswap, routing hanya memberi peningkatan kecil dan trader bisa langsung ke venue utama. Anda membantu, tapi bukan kunci.</p> <p>Level Dua: Eksekusi<br>Di sini, Anda tidak lagi sekadar mengarahkan pengguna. Anda melakukan aksi langsung untuk mereka. Tombol “Buy Now” di Amazon adalah contoh level dua—mencari opsi termurah dan memproses pembelian lewat data tersimpan. Di DeFi, Aave menduduki posisi ini sebagai platform lending. Ketika meminjam, likuiditas sudah tersedia di kontraknya. Efek “stickiness” lebih kuat, sebab pengalaman cepat dan tanpa gagal kini melekat pada Anda, bukan pasar abstrak.</p> <p>Level Tiga: Kontrol Distribusi<br>Di level ini, Anda jadi titik mula. Google Search untuk web, App Store untuk mobile. Di kripto, tab swap di wallet bisa jadi titik awal trading pengguna.</p> <p>Di Solana, Jupiter sudah sampai di fase ini. Bermula sebagai pencari harga, berevolusi ke eksekusi via smart order routing, lalu masuk ke front end Phantom, Drift, dan lainnya. Porsi besar trading Solana sebenarnya merupakan trading Jupiter, walau pengguna tak pernah mengakses “jup.ag” langsung. Inilah kontrol distribusi—pemasok tak bisa jumpa pelanggan tanpa lewat Jupiter.</p> <h3 id="h3-Q2xpbWJpbmcgdGhlIExhZGRlciBpbiBEZUZp">Menapaki Tangga Agregasi DeFi</h3><p>Di DeFi, tantangan sesungguhnya adalah likuiditas yang bisa bergerak sangat cepat. Insentif tertentu dapat menguras pool semalam. Maka, naik dari level satu ke tiga bukan sekadar jadi agregator pertama, melainkan membangun cukup alasan agar likuiditas dan order flow tetap routing lewat Anda meski dicoba ditiru.</p> <p>Di Ethereum, 1inch mayoritas hanya sampai level dua karena Uniswap sudah mengonsolidasi likuiditas spot. Routing tetap berguna di kasus khusus, tapi perbaikannya relatif kecil sehingga trader bisa langsung skip. Selain itu, ada agregator lain seperti CowSwap dan KyberSwap yang punya porsi pasar signifikan. Aave stabil di level dua karena punya eksekusi di segmen lending: mereka adalah infrastruktur, bukan sekadar titik awal.</p> <p>Keunggulan Jupiter di Solana terletak pada kemampuannya menapaki ketiga level berturut-turut. Likuiditas Solana yang tersebar membuat level satu penting. Mesin routing-nya memberikan eksekusi lebih optimal daripada swap manual, sehingga level dua alami tercapai. Setelah terintegrasi dengan wallet dan dApps, Jupiter kini menguasai level tiga—kontrol distribusi atas likuiditas Solana. Pada satu momen, separuh penggunaan komputasi Solana bersumber dari transaksi Jupiter, baik dari sisi trader maupun pool likuiditas—keduanya butuh Jupiter.</p> <p>Sesudah mencapai level tiga, pertanyaannya berubah. Bukan lagi “bagaimana menambah pengguna” melainkan “apa lagi yang bisa dioptimalkan lewat distribusi ini?” Amazon mulai dari buku lalu akhirnya menjual segala barang. Google mulai dari search, lalu menguasai maps, email, dan cloud. Jupiter menguasai distribusi order flow. Langkah selanjutnya: tambah produk seperti perp, lending, dan portfolio tracking yang memanfaatkan relasi likuiditas sama.</p> <p>Langkah strategis berikutnya adalah Jupnet. Solana belum menyaingi throughput dan eksekusi khas venue seperti Hyperliquid, yang memang dirancang untuk latensi dan determinisme kelas finansial. Dua aspek ini esensial untuk scaling stack finansial ke volume pasar nyata. Pilihan mudah: meluncurkan produk di chain lain dengan jaminan itu. Tapi Jupiter justru membangun Jupnet—lapisan eksekusi latensi rendah yang dikontrol aplikasi dan berjalan paralel dengan Solana.</p> <p>Tujuannya: Jupnet difungsikan sebagai infrastruktur bersama di ekosistem Solana. Perp, RFQ, batch auctions, dan alur latency-sensitive lain dieksekusi dengan presisi sebelum settle di Solana. Jika sukses, pengguna dan aset tetap “di rumah” Solana, tapi tetap mendapat kecepatan dan determinisme setara venue terintegrasi vertikal. Ini usaha menutup celah antara throughput blockchain umum dan tuntutan latensi mikro industri finansial global, tanpa memecah likuiditas antar-chain.</p> <p>Namun perlu dilihat secara industri. Jupiter memang dominan di Solana, tapi masih berhadapan dengan persaingan berat secara lintas-chain. Pada level industri, 1inch, CoWSwap, dan OKX Swap tetap kompetitor penting. Sepanjang 2025, rata-rata pangsa pasar Jupiter sekitar 55% di lima besar agregator DEX, namun angka ini fluktuatif, tergantung aktivitas chain dan integrasi. Grafik berikut menunjukkan betapa layer agregasi di luar Solana masih sangat terfragmentasi.</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/c1b863171cf05354670b03777d9fc8fd75a8369e.jpg" alt=""></p> <p>Jupiter jelas menjadi aggregator utama ekosistem Solana. Flywheel-nya sudah berputar: lebih banyak trader, likuiditas bertambah, eksekusi makin optimal, trader makin banyak. Anda telah menjadi bukan sekadar aggregator likuiditas, melainkan rak utama, titik mula, dan kebiasaan pasar. Tapi posisi itu tidak dijamin. Lalu, bagaimana bertumbuh ketika likuiditas saja tak cukup? Jupiter menjawab dengan mengakuisisi founder yang sudah punya arus pengguna baru dan mengarahkan arus itu ke Jupiter.</p> <h3 id="h3-TSZhbXA7QSBhcyBhIEdyb3d0aCBFbmdpbmU=">M&amp;A Sebagai Mesin Pengungkit Pertumbuhan</h3><p>Beberapa bulan lalu, saya menulis tentang dua tema krusial dalam strategi ekspansi perusahaan: <a href="https://www.decentralised.co/p/when-innovation-compounds">akumulasi inovasi</a> dan <a href="https://www.decentralised.co/p/mergers-and-acquisitions">merger & akuisisi</a> sebagai pendorong akselerasi inovasi. Tema pertama menekankan membangun di atas keunggulan yang sudah ada agar setiap fitur, produk, dan kapabilitas baru bisa memperkuat portofolio. Tema kedua adalah menyadari bahwa terkadang cara tercepat menambah keunggulan adalah membeli, bukan membangun dari nol.</p> <p>Perkembangan Jupiter memadukan keduanya. Strategi M&amp;A mereka ialah mencari tim founder yang sudah terbukti di vertikalnya, lalu memasukkan ke jaringan distribusi Jupiter agar dampaknya makin besar. Jupiter mencari tim dengan keahlian mendalam, sehingga ekspansi tetap cepat tanpa mengganggu roadmap inti.</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/1b423c9c3ac1e404332d04e97581e9b01854c3c8.jpg" alt=""></p> <p>Pendekatan ini bukan sekadar membeli fitur tambahan, tetapi mencari tim yang sudah mendominasi segmen yang ingin digarap. Setelah terkoneksi ke wallet, API, dan routing Jupiter, produk mereka tumbuh lebih cepat dan arus mereka memperkuat Jupiter.</p> <p>Moonshot membawa launchpad token untuk proyek pencarian likuiditas, mengubah penciptaan token baru jadi aktivitas swap dan trading di Jupiter. DRiP menghadirkan platform minting dan distribusi NFT berbasis komunitas, menarik atensi pengguna di luar UI trading dan mengubahnya menjadi aktivitas on-chain. Akuisisi <a href="https://jup.ag/portfolio">Portfolio</a> memberi Jupiter toolset bagi pengguna aktif DeFi dalam mengelola portofolio dan memperkuat interaksi harian. Jupiter bisa saja membangun sendiri fitur-fitur itu dengan biaya jauh lebih murah, tapi fokusnya mengakuisisi founder visioner, bukan sekadar fitur baru.</p> <p>Namun, pertumbuhan pada beberapa metrik klaster ini belum optimal. Pada segmen launchpad, misalnya, Pumpdotfun dan LetsBonk menguasai lebih dari 80% peluncuran harian, sementara Jup Studio serta Moonshot gabungan hanya 10%. Grafik berikut menegaskan dominasi incumbent. Di sini, default sudah tertanam, dan Jupiter harus ambil pendekatan berbeda bila ingin menggeser persaingan.</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/e27c7dc7f4f2ff65fe559fddb4e27a46f2bb7f16.jpg" alt=""></p> <h3 id="h3-Rm91bmRlcuKAkUxlZCBNJmFtcDtBIGFzIGEgRm9yY2UgTXVsdGlwbGllcg==">Akuisisi Founder sebagai Pengungkit Multi-segmen</h3><p>Setelah Anda menguasai rak, memperlebar cakupan berarti mendatangkan operator yang telah menguasai segmen pasar tertentu. Filter Jupiter sederhana: apakah tim ini membawa aliran likuiditas atau pengguna yang memperkuat flywheel. Pola ini mengingatkan pada logika flywheel awal Amazon, di mana setiap penambahan katalog, produk, atau pemasok memperluas pilihan, meningkatkan pengalaman pelanggan, menaikkan trafik, lalu menarik pemasok baru.</p> <p>Bagi Jupiter, setiap akuisisi seperti menambah lorong dalam toko, memperluas pilihan dan memperkuat alasan bagi trader serta liquidity provider untuk memulai transaksi di ekosistem mereka.</p> <p>Di sinilah energi founder jadi senjata. Mengakuisisi tim founder memungkinkan Jupiter menembus area baru, seperti budaya NFT lewat DRiP atau penerbitan token ritel massal, tanpa kehilangan fokus utama. Founder sudah mengenal segmen, punya komunitas loyal, dan bergerak cepat. Setelah terhubung ke distribusi Jupiter, reach mereka langsung tumbuh pesat dan Jupiter memperoleh user dan likuiditas baru secara instan.</p> <p>Contohnya jelas. Moonshot adalah funnel minting dan trading untuk perilaku massal, di mana token yang diluncurkan langsung mengalir ke swap, funding market, dan perp—tanpa keluar dari ekosistem Jupiter. DRiP adalah kanal distribusi kreator untuk koleksi dan minting, menarik komunitas yang awalnya tidak menggunakan UI swap.</p> <p>Moonshot menambah lebih dari <a href="https://dune.com/adam_tehc/moonshot">250.000</a> user baru dan menangani transaksi senilai lebih dari $1,5 miliar hanya dalam tiga hari saat peluncuran $TRUMP. <a href="https://drip.haus/">DRiP</a> telah mencatat lebih dari 2 juta kolektor, dengan 200 juta+ collectible minted dan 6 juta+ penjualan sekunder.</p> <p>Integrasi selalu mengikuti skema jelas. Founder tetap memegang kendali produk, dan sejak hari pertama produk mereka terhubung dengan interface serta backend Jupiter, sehingga langsung menikmati basis user baru, dan Jupiter mendapat arus likuiditas segar. Tiap akuisisi menambah primitive unik: penerbitan, budaya, leverage, bukan sekadar menambah fitur lama. Identitas utama tetap terjaga—semua arus kembali ke Jupiter.</p> <p>Di DeFi, kode mudah di-fork semalam. Tapi titik mula pasar jauh lebih sulit ditiru. Akuisisi founder visi memungkinkan Jupiter menambah titik mula tanpa mengorbankan kebiasaan inti, membuat flywheel makin sukar di-replikasi. Ketika eksekusi berbasis aplikasi dan infrastruktur latensi rendah makin matang, besar kemungkinan Jupiter akan membidik tim dengan primitive eksekusi seperti risk engine, layer matching, serta venue khusus, untuk digabungkan ke Jupnet.</p> <h2 id="h2-QWdncmVnYXRvciB2cyBTdXBwbGllcg==">Agregator vs Pemasok</h2><p>Jika kita mengamati secara makro, dua model utama kini mendominasi DeFi: Jupiter dan Hyperliquid. Keduanya tangguh, namun strategi mereka bertolak belakang.</p> <p>Hyperliquid fokus menguasai likuiditas, bukan relasi langsung dengan pengguna akhir. Mereka menyediakan likuiditas sebagai layanan. Bila Anda bisa membuat UX yang lebih baik, silakan gunakan orderbook dan mesin eksekusi Hyperliquid. Inilah filosofi Builder Codes—front-end boleh dibangun pihak lain, Hyperliquid menjadi tenaga backend sunyi. Model pemasok-utama.</p> <p>Jupiter justru menitikberatkan distribusi. Mereka ingin menguasai permukaan, rak, titik mula. Strategi Jupiter menggabungkan likuiditas pasar terfragmentasi jadi interface default. Likuiditas ditarik ke Jupiter lalu diarahkan kembali. Artinya, mereka mengendalikan relasi pengguna, bukan sekadar jalur eksekusi.</p> <p>Dari perp hingga portofolio, Jupiter ingin menjadikan setiap interface finansial dimulai dan berakhir dalam ekosistemnya.</p> <p>Tetapi perp, barangkali lebih dari produk lain, membuktikan batas pendekatan ini—setidaknya untuk saat ini. Jupiter memang kian kuat di Solana, tapi Hyperliquid masih memimpin secara global dengan sekitar 75% pangsa pasar perp DEX. Grafik berikut memperlihatkan keunggulan volume trading Hyperliquid:</p> <p><img src="https://s3.ap-northeast-1.amazonaws.com/gimg.gateimg.com/learn/21493ad823cba419540ba1f525ab100688263cc2.jpg" alt=""></p> <p>Kedua model bertaruh pada skala, tapi dari sisi berbeda. Jupiter: likuiditas mengikuti interface pengguna. Hyperliquid: likuiditas adalah interface-nya. Jupiter membangun titik masuk, Hyperliquid membangun titik akhir.</p> <p>Praktiknya, terjadi pemisahan: ingin permukaan luas dan agregasi pengguna, Anda pergi ke Jupiter. Ingin kedalaman, determinisme, dan komposabilitas, Anda ke Hyperliquid. Satu menjadikan likuiditas jaringan dependensi, satu lagi menjadi basis layer semua pihak.</p> <p>Pemenang bukan hanya yang tercepat, tapi yang tak bisa ditinggalkan pelaku pasar lain.</p> <p>Inilah momen seru di DeFi. Untuk pertama kalinya, terjadi konfrontasi langsung antara dua filosofi: distribusi sebagai moats versus likuiditas sebagai moats.</p> <h3 id="h3-QXBwcyBBcmUgVGhlIE5ldyBQbGF0Zm9ybXM=">Aplikasi: Platform Generasi Baru</h3><p>Ketika Ethereum Layer 2 (L2) lahir, harapan besarnya adalah mereka jadi platform baru—arena netral bagi aplikasi untuk saling membangun, bersaing, dan berkembang. Kenyataannya, L2 kebanyakan masih jadi infrastruktur: pondasi teknis yang menawarkan kecepatan, keamanan, skalabilitas, tapi belum mengusai relasi pengguna.</p> <p>Platform adalah interface di mana pengguna memulai aktivitas. Di sanalah permintaan terakumulasi, kebiasaan terbentuk, distribusi hidup. Hanya segelintir L2 yang menembus batas ini. Kebanyakan masih sebatas jalur, belum jadi rak. Distribusi yang mereka miliki minim, apalagi titik mula default bagi user.</p> <p>Justru kini aplikasi seperti Jupiter dan Hyperliquid mulai menyerupai platform. Mereka memiliki relasi pengguna, tertanam dalam kebiasaan harian, dan makin banyak mengakuisisi atau terhubung ke aplikasi lain untuk menguatkan posisi. Bahkan, mereka mulai meniru Web2.</p> <p>Google tak sekadar search engine—mereka membeli YouTube untuk menguasai video. Facebook akuisisi Instagram dan WhatsApp demi memperkuat cengkeraman atensi.</p> <p>Strategi mereka: masuk ke kategori adjacent yang tak mereka dominasi tapi sudah ramai pengguna. Mereka sengaja membeli pemain utama di sana: YouTube sudah kuasai video online; WhatsApp sudah tangguh di pesan mobile. Setelah diakuisisi, aplikasi langsung terkoneksi ke flywheel distribusi Google atau Facebook, memperkuat grip user di banyak kanal dan mendukung dominasi platform.</p> <p>Jupiter memakai strategi serupa. Launchpad, alat minting NFT, manajemen portofolio, dan kini Jupnet—semuanya memperluas permukaan, menangkap perilaku user, dan mengarahkan likuiditas ke ekosistemnya. Strateginya: menjadi rak, default, titik mula aktivitas finansial.</p> <p>Tapi agregasi tak selalu jadi jalan kemenangan. Sejarah penuh kegagalan upaya akuisisi dan agregator. Penyebabnya: gagal menguasai relasi user atau salah memahami cara kebiasaan terbentuk.</p> <p>Contoh Microsoft mengakuisisi Nokia—targetnya menguasai distribusi mobile, tapi user sudah bermigrasi ke ekosistem iOS dan Android. Microsoft punya hardware dan software, tapi produknya terlalu mirip atau tak cukup menarik untuk membuat user beralih. Mereka gagal menguasai lapisan aplikasi, tak punya loyalitas developer, tidak memberi alasan user mengubah perilaku. Tanpa keunggulan pasokan atau pembeda, rak tetap tak diminati.</p> <p>Google membeli Motorola senilai $12,5 miliar. Mereka memang menguasai produksi smartphone, tetapi tak berdampak pada cara orang mengakses Android. Google hanya bertahan dua tahun sebelum menjual Motorola ke Lenovo seharga $2,9 miliar. Menguasai supply belum tentu menguasai demand.</p> <p>Yahoo mengakuisisi Tumblr senilai $1,1 miliar—saat puncaknya, Tumblr jadi fenomena budaya. Tapi Yahoo salah memahami user base dan terlalu cepat monetisasi. Yang awalnya aset distribusi berubah jadi liabilitas ketika user hengkang akibat perubahan produk dan sensor.</p> <p>Inti kasus di atas: akuisisi tak otomatis menghadirkan flywheel. Jika Anda bukan titik mula, kebiasaan, homepage, atau interface utama, user takkan ikut—tak peduli berapa banyak fitur Anda gabungkan.</p> <p>Itulah kenapa masa transisi DeFi ini menarik. Jupiter mengakuisisi front-end, kanal distribusi, dan primitive likuiditas—ingin jadi titik utama di stack keuangan Solana. Hyperliquid melakukan sebaliknya: membangun kedalaman, bukan lebar, dan membiarkan aplikasi lain membangun di sekelilingnya.</p> <p>Kita sekarang menyaksikan perang platform sesungguhnya—bukan antar-chain seperti dugaan banyak orang, melainkan antar-aplikasi yang bertingkah seperti platform. Ini memunculkan pertanyaan besar: jika L2 gagal menguasai distribusi, apa yang terjadi ketika aplikasi di atasnya justru berhasil? Dimana nilai akan terkumpul? Bagaimana tesis FAT protocol?</p> <p>Kami tutup dengan sejumlah pertanyaan terbuka—sengaja, karena persaingan ini belum berakhir. Kami akan kembali dengan analisis lebih tajam, data terbaru, serta cerita dan analogi yang makin membantu memetakan arah industri ke depan.</p> <p>Sampai jumpa,</p> <p><a href="https://x.com/desh_saurabh">Suarabh Deshpande</a></p> <h3 id="h3-RGlzY2xhaW1lcjo=">Disclaimer:</h3><ol> <li>Artikel ini diterbitkan ulang dari [<a href="https://www.decentralised.co/p/aggregating-liquidity">Decentralised.co</a>]. Seluruh hak cipta milik penulis asli [<em>Saurabh Deshpande</em>]. Jika ada keberatan atas publikasi ulang ini, silakan hubungi tim <a href="https://www.gate.com/questionnaire/3967">Gate Learn</a> untuk penanganan segera.</li><li>Disclaimer: Seluruh opini dan pandangan pada artikel ini sepenuhnya milik penulis dan tidak menjadi saran investasi.</li><li>Terjemahan artikel ke bahasa lain dilakukan oleh tim Gate Learn. Kecuali disebutkan, dilarang menyalin, mendistribusikan, atau memplagiat artikel terjemahan ini.</li></ol>

Dukungan Pelanggan 24/7/365

Jika Anda memerlukan bantuan terkait produk dan layanan Gate, silakan hubungi Tim Layanan Pelanggan seperti di bawah ini.
Pernyataan Formal
Pasar mata uang kripto melibatkan tingkat risiko yang tinggi. Pengguna disarankan untuk melakukan penelitian independen dan sepenuhnya memahami sifat aset dan produk yang ditawarkan sebelum membuat keputusan investasi apa pun. Gate tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan apa pun yang timbul akibat keputusan keuangan tersebut.
Selanjutnya, perhatikan bahwa Gate mungkin tidak dapat menyediakan layanan penuh di pasar dan yurisdiksi tertentu, termasuk namun tidak terbatas pada Amerika Serikat, Kanada, Iran, dan Kuba. Untuk informasi lebih lanjut tentang Lokasi Terbatas, silakan merujuk ke Bagian Perjanjian Pengguna.